Diantara bekal duniawi adalah harta benda. Terkait ini, Rasulllah SAW menasihati para sahabatnya. "Barang siapa mengambil (harta) haknya, maka dia akan memeroleh keberkahan dalam hartanya. Sebaliknya, barang siapa mengambil (harta) yang bukan haknya, maka dia laksana seseorang yang makan, tapi tak kunjung kenyang," demikian sabda beliau. NabiSaw. lalu menjawab: "Oh, Ya benar kalau begitu.". Dalam hadis ini, Nabi Saw. mengajarkan sebuah akhlak tentang pentingnya seorang yang menjenguk orang yang sedang sakit, atau mengetahui kabar orang yang sakit, untuk mendoakan yang baik. Memberikan optimisme. Dan tidak memberikan ungkapan-ungakapan yang buruk. KrisisLebanon: Barter Barang Hingga Pencurian Susu Balita. "Tidak akan terjadi kiamat sehingga engkau semua akan memerangi orang-orang Yahudi sampai batu-batu yang di belakangnya itu ada orang Yahudi yang bersembunyi. Mereka berkata, 'Hai orang Islam, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah orang ini'. PresidenPalestina: Jika Israel Tolak Solusi Dua Negara, Kami Ambil Opsi Lain Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap solusi dua negara akan memaksa Palestina menempuh alternatif politik lain. NabiSulaiman AS menggantikan tahta Nabi Daud AS dan memerintah seluruh dunia dari tanah Palestina. Kisahnya yang popular dengan wadi an-naml (lembah semut) ketika seekor semut berkata, "Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak mengetahui. Naskah2 jang keduabelas djumlahnja itu lazimnja dinamakan "Kitab Keduabelas Nabi" atau, "Keduabelas Nabi Ketjil". Kata "ketjil" dalam djudul itu samasekali tidak mempunjai arti mengetjilkan atau meremehkan se-olah 2 nabi 2 itu tokoh 2 jang tak begitu penting seperti "Nabi 2 besar", jakni Jesaja, Jeremia, Jeheskiel (dan Daniel). Kata "ketjil You1. Jakarta - Memanasnya konflik di kawasan Palestina dan Israel membuat publik internasional geram. Ratusan nyawa jatuh dan sejumlah bangunan hancur lebur diserang sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya sejarah Palestina dan dilansir dari BBC, Selasa 18/5/2021, pemicu bentrokan satu minggu terakhir diawali oleh ketegangan terkait sengketa tanah di Yerusalem Timur. Saling klaim ini berujung bentrok hingga Hamas dan Israel terlibat aksi saling kirim serangan rentetan sejarah konflik Palestina dan Israel yang berlangsung sejak lamaBerawal dari Pemberian Rumah Bagi YahudiSejarah konflik Palestina dan Israel bisa dibilang terjadi sejak Inggris mendirikan 'rumah nasional' bagi minoritas Yahudi di Palestina. Saat itu, Inggris diketahui mengambil alih wilayah Palestina dari kekuasaan Kesultanan Utsmaniyyah yang kalah dalam Perang Dunia I. Bagi warga minoritas Yahudi, wilayah itu adalah tanah air leluhur mereka. Warga Arab Palestina yang merupakan mayoritas juga mengklaim hal yang Yahudi terus menerus bertambah ke wilayah Palestina antara tahun 1920-1940an. Sementara itu, kekerasan antara Yahudi dan Arab juga meningkat hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB membagi wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Yahudi dan Arab Palestina pada PBB disambut oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh bangsa Arab. Pembagian pun tidak pernah diterapkan hingga Negara IsraelSejarah Palestina dan Israel yang berkonflik bermula pada 15 Mei 1948, saat para pemuka Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Hal ini memicu penolakan Bangsa Arab Palestina dan perang perang Al-Nakhba, yang diartikan sebagai 'malapetaka' ini, ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dan meninggalkan rumah mereka. Usai setahun, Israel sudah berhasil menguasai sebagian besar kemudian menduduki wilayah yang dinamai Tepi Barat, sementara Mesir menguasai Gaza. Sementara wilayah Yerusalem dibagi dua dengan Israel, dimana wilayah Timur dikuasai Yordania dan wilayah barat menjadi bagian Enam Hari 1967Sejarah Palestina dan Israel yang berkonflik kemudian menjadi perang, dimulai dengan diserangnya pangkalan udara Mesir oleh Israel hingga pasukan darat Israel memasuki Semenanjung Sinai. Israel mengambilalih Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan serta Yerusalem Timur yang didominasi bangsa ribu orang Palestina tidak diizinkan kembali ke rumah mereka dengan alasan akan membebani dan mengancam keberadaan negara Israel sebagai negara bangsa Yerusalem diakui Israel sebagai Ibu Kota negaranya. Sementara Palestina menyatakan Yerusalem Timur menjadi Ibu Kota masa damai antara kedua belah pihak kerap tertahan lantaran Palestina menolak pemukiman Yahudi di tepi Barat. Selama 50 tahun terakhir, ada lebih dari warga Yahudi yang membangun pemukiman di sepanjang wilayah-wilayah temu perundingan terus tertahan lantaran belum ditemui keputusan apakah pemukiman Yahudi akan dibiarkan atau dibongkar. Selain itu permasalahan Yerusalem apakah akan dibagi wilayahnya juga menjadi hal pelik yang terus mewarnai konflik kedua terbaru permasalahan sengketa tanah di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur menjadi pemicu bentrokan dan serangan udara yang menambah panjang sejarah Palestina dan Israel yang berkonflik hingga kini. izt/imk JAKARTA— Banyak kesulitan yang terjadi pada umat Islam terutama di Palestina dan negara lain yang sedang berkonflik. Namun sebagai orang yang beriman, sebaiknya tidak perlu resah, karena sesuai janji Allah SWT, bahwa suatu hari nanti umat Islam akan sampai pada masa kemenangan. Janji Allah ini tertuang baik dalam firman Allah dan hadits, diantaranya, surah Muhammad ayat 7 sebagai berikut يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." Hari ini, kita melihat banyak kelompok, organisasi, negara, dan individu yang yakin dengan Allah baik dalam hidup serta dalam mencari rezeki. Keberkahan ini juga berdampak pada segala segi kehidupan umat Nya. Umat Islam harus semakin bersyukur karena kini semakin banyak yang mendapatkan posisi dalam aspek politik, media, ekonomi, dan pendidikan. Kemenangan Islam juga ada dalam firman Allah lainnya, terdapat pada surat Al-Anfal ayat 45-46 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan musuh, maka berteguh hatilah dan sebutlah nama Allah banyak-banyak berzikir dan berdoa agar kamu beruntung. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.” Kemenangan Islam pasti akan turun. Jika kita membandingkan apa yang terjadi di hari-hari ini dan apa yang terjadi selama masa jahiliyah di abad yang lalu, kita akan tahu bahwa kemenangan sudah dekat. Cukuplah dikatakan, musuh-musuh Islam di era modern tidak pernah menghadapi mujahidin seperti itu, dan tidak terpikir oleh mereka bahwa umat Islam akan bangun dengan cara ini, dan panji pertempuran di sebagian besar pasukan Arab dan Islam tidak jelas. Janji Allah atas kemenangan juga terdapat dalam Ar-Rum ayat 47 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا ۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ “Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau Muhammad beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan yang cukup, lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” Sementara dalam surat Ghafir ayat 51, Allah SWT berfirman إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi hari Kiamat.” Umat haruslah yakin bahwa orang yang membela agama Allah akan mendapatkan pertolongan dan mendapatkan anugerah kemenangan atas usahanya. Ketika umat yakin dengan datangnya kemenangan meski banyak rintangan, maka Allah akan memenuhi permintaan mereka. Termasuk melawan musuh-musuh Islam di Palestina. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW لتقاتلن اليهود حتى يقول الشجر والحجر يا مسلم يا عبد الله، ورائي يهودي تعال فاقتله “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, 'Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ' kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi'." HR Muslim. Sumber islamweb Jakarta ANTARA News - Palestina adalah tanah yang diberkahi. Umat Islam meyakini bahwa Allah Yang Maha Suci telah menjadikan Palestina sebagai tempat turunnya risalah kenabian. Tujuan hijrah perpindahan para Nabi Allah, kiblat pertama Muslim dan titik keberangkatan perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sebelum bertolak ke langit pada sekitar tahun 621 Masehi. Peristiwa yang terakhir bahkan tertulis dalam kitab suci Umat Islam, Al Quran yang agung, dalam surat Al-Isra ayat 1. Baitul Maqdis yang berada di Yerusalem merupakan saksi keberangkatan Nabi Muhammad SAW menghadap Allah Yang Maha Agung, karenanya menjadi satu dari tiga kota suci Umat Islam setelah Mekkah dan Madinah. Ketika ajaran Islam mulai disyiarkan oleh Nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam wahyu pertama diturunkan pada sekitar 611 M, Palestina berada di bawah kekuasaan imperium paganisme Romawi. Sesuai dengan misi Islam, Palestina, yang kala itu menjadi bagian negeri Syam kini merupakan Suriah, Palestina, Jordania dan Lebanon, kemudian dibebaskan dari kezaliman penguasa Romawi pada masa ke-Khalifahan Umar bin Khattab 634-644 M dan selanjutnya berada dalam naungan kepemimpinan Islam selama 460 tahun. Karen Amstrong dalam bukunya yang terbit pada 2001 berjudul "Holy War The Crusades and Their Impact on Todays World" atau "Perang Suci Perang Salib dan Dampaknya Pada Dunia Masa Kini" menulis bahwa selama Palestina di bawah penerapan hukum-hukum Islam, ketiga pemeluk agama, Islam, Nasrani dan Yahudi hidup berdampingan dalam kedamaian dan kesejahteraan. Pada Juli 1099, suasana tersebut terusik oleh pasukan tentara Salib dari Eropa yang tiba di Yerusalem dan membantai orang Yahudi dan Islam secara biadab. Kunci gerbang Palestina kemudian berpindah ke tangan Panglima pasukan jihad Salahuddin Al-Ayubi yang membebaskan Palestina dari cengkeraman penguasa Eropa pada 1187, dan mengembalikan wilayah tersebut di bawah kepemimpinan Islam. Protes Palestina kini adalah palagan Umat Islam melawan penjajah Zionis Israel. Tanah yang damai dan makmur pada masa ke-Khilafahan Islam selama berabad-abad porak poranda oleh serangan bersenjata tentara Zionis Yahudi yang membunuh tidak hanya pasukan bersenjata tapi juga anak-anak, perempuan dan orang tua bangsa Palestina yang lemah. Isu penjajahan atas Palestina telah lama tiba di meja perundingan Perserikatan Bangsa Bangsa dan para pemimpin negara kuat, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis. Seluruh negosiasi, kesepakatan dan solusi dua negara untuk menghentikan kekerasan di Palestina dimentahkan oleh penjajah Israel dengan serangan militernya atas warga sipil Palestina yang hingga kini terus berlangsung, serta perampasan dua wilayah Palestina, Tepi Barat dan Yerusalem Timur untuk pembangunan permukiman ilegal. Bagi Presiden Iran Hassan Rouhani tak ada jalan lain bagi rakyat Palestina untuk merebut Tanah Air dan kemerdekaan mereka selain terus menggencarkan "intifada" perlawanan terhadap penjajah Israel. "Rakyat Palestina harus bersatu karena itulah satu-satunya cara untuk menunjukKan resistensi mereka," kata Rouhani, pada sesi penutupan Konferensi Internasional ke-6 untuk Mendukung Intifada Palestina yang berlangsung 21-22 Februari, di Teheran, Iran. Menurut Presiden Rouhani, para orang tua Palestina harus mengajarkan anak-anak mereka tentang sejarah bahwa Palestina adalah Tanah Air mereka. Pernyataan perlawanan terhadap Zionis Israel juga diserukan oleh Pemimpin Besar Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang mempertanyakan semua upaya perundingan damai dan diplomasi yang sudah puluhan tahun dilakukan tanpa hasil. Sementara itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Beri dengan tegas menyatakan bahwa solusi dua negara adalah dusta Israel karena kenyataannya Israel terus merampas tanah milik rakyat Palestina. Pernyataan itu dikuatkan oleh Syech Naim Kasim, tokoh pemimpin Hizbullah, yang menyerukan perlawanan bersenjata terhadap Israel. Seluruh ketua delegasi dari 80 negara yang menghadiri konferensi di Teheran itu menyuarakan protes keras atas pembangunan permukiman ilegal Yahudi di atas tanah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Yerusaalem Timur. Mereka juga mengutuk legalisasi permukiman ilegal oleh Parlemen Israel. Protes dan kritik keras atas gagasan solusi dua negara juga disuarakan oleh pihak Palestina. Ketua Parlemen Palestina, Salim Janun menegaskan perlunya perlawanan berlanjut terhadap Zionis Israel untuk mendapatkan kembali hak-hak bangsa Palestina yan selama ini dirampas oleh penjajah Palestinia. Pernyataan ini juga diamini oleh Wakil Faksi Hamas dan Jihad Islam yang hadir dalam konferensi tersebut. Kepemimpinan Islam Tanah Palestina pernah jatuh dalam kekuasaan yang lalim, dan diselamatkan oleh pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Islam yang kuat dan berdaulat. Menurut Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah mengerahkan kekuatan militer dan menegakkan kepemimpinan atau Imamah Islam merupakan tindakan nyata yang dibutuhkan oleh Umat Islam untuk memerdekakan Palestina dari penjajahan Zionis. "Otoritas Palestina sekarang ini tidak mungkin melawan kecanggihan senjata Israel dan aksi brutal mereka serta manuver politik mereka dengan negara-negara kuat di dunia karena bangsa Palestina sesungguhnya belum merdeka dan berdaulat," ujar dia seraya menambahkan bahwa kepemimpinan Islam memiliki kekuatan yang dapat mengenyahkan entitas Zionis Israel. Dia menegaskan bahwa penyelesaian konflik di tanah suci Umat Islam itu dengan mendirikan dua negara bukan jalan kemenangan bagi bangsa Palestina. "Sejak awal Hizbut Tahrir menolak solusi dua negara karena dengan demikian kita juga harus mengakui Israel sebagai negara, padahal mereka telah merampas tanah Palestina dan membantai rakyat Palestina," tegasnya. Dia menerangkan bahwa kepemimpinan Islam, yang dalam khazanah Islam dikenal dengan Khilafah Islamiyah, memiliki kekuatan politik dan militer sekaligus untuk mengemban misi penerapan syariat Islam agar rahmat bagi seluruh alam semesta dapat terwujud. Pembebasan Palestina dari kekuasaan yang bengis ke dalam kepemimpinan yang adil terjadi ribuan tahun yang lalu, sementara penjajahan Zionis Yahudi atas warga sipil yang tidak berdaya masih terjadi di Palestina, bahkan di saat perjuangan hak-hak asasi manusia menjadi kampanye global. Maka, tak salah jika Umat Islam kini menanti pembebasan Palestina oleh kekuatan kepemimpinan Islam karena itulah yang telah terbukti berhasil membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Palestina selama ribuan tahun, namun sayangnya belum pernah diupayakan di zaman moderen Bambang PurwantoEditor Aditia Maruli Radja COPYRIGHT © ANTARA 2017 Dalam pidatonya di Yerusalem, Yahya Cholil Staquf menyerukan agar Palestina dan Israel berdamai. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A Jakarta, CNN Indonesia - Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Yerusalem menuai kecaman dan kemarahan dari kalangan pembela Palestina. Meski menyatakan lawatan itu tidak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ataupun Nadhlatul Ulama dimana dia menjadi Sekjen. Sejumlah kalangan menyayangkan lawatan Yahya yang terjadi di saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan lainnya pidatonya yang diterima Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan pidato Yahya di Yerusalem Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR Israel Council on Foreign relations yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah troubles. Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.[GambasFacebook]Izinkan saya bertanya apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita? Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik compelling. Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin REUTERS/Mohammed SalemKorban kekerasan di Jalur GazaGuru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi mangatakan bahwa obat apa pun tidak akan ada gunanya bagi penderita diabetes dan penyakit jantung, kecuali mereka mengubah gaya hidup dan pola makan. Al Qur'an mengatakan إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti REUTERS/Ammar AwadRamadan di YerusalemApakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.[GambasVideo CNN]O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?إلى الله المشتكى وهو المستعان ولا حول ولا قوة إلا يالله العلي العظيمTuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya. nat/nat Jakarta Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematian balita berusia tiga tahun yang ditembak dan terluka parah pada 1 Juni 2023 ketika pasukan Israel menembaki sebuah mobil di Kota Nabi Saleh dekat Ramallah. Mohammad Haitham Al-Tamimi meninggal pada 5 Juni. Ayah Tamimi juga terluka dalam serangan itu. Tentara Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa dua pria bersenjata Palestina diduga melepaskan tembakan ke permukiman terdekat, dan pasukan Israel merespons tembakan tersebut. Mengakui tidak sengaja menembak balita tersebut, tentara Israel menyatakan penyesalannya setelah menyakiti non kombatan dan berupaya untuk mencegah insiden semacam itu. Namun, ayah anak itu membantah narasi Israel dan mengatakan tidak ada baku tembak di daerah itu. Sang ayah justru menuduh pasukan Israel menembaki mobilnya secara langsung. "Saya bersama anak saya di mobil saya, kami ingin mengunjungi keluarga," kata Haitham al-Tamimi, 40, kepada AFP pada Kamis malam setelah kejadian itu. "Tiba-tiba mereka menembak saya dan anak saya, saya pikir itu berasal dari menara militer," tambahnya dari ranjang rumah sakit. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengutuk pembunuhan tersebut. "Saya mengutuk dan sangat sedih atas kematian seorang anak laki-laki Palestina berusia tiga tahun, yang terluka parah oleh tembakan pasukan keamanan Israel di Al-Nabi Saleh," kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland di Twitter. Dia menjelaskan bahwa warga sipil, khususnya anak-anak, terus menanggung beban konflik dan mendesak otoritas Israel untuk menindak pihak yang bertanggungjawab. AFP PHOTO/Ahmad Gharabli

sabda nabi tentang palestina